Rabu, 02 November 2011

Anak Kreatif Itu Banyak Bertanya

MEMUASKAN keingintahuan mereka, anak-anak selalu aktif bertanya. Lalu, bagaimana dengan anak yang cenderung diam saja? Dunia anak memang identik dengan kegembiraan dan segala sesuatu selalu hadir dalam persepsi baru.

Anak-anak normal tentu saja akan selalu bertanya tentang apa pun yang dihadapinya. Bahkan mereka yang cerdas, melihat hal-hal kecil seperti kupu-kupu yang hinggap pada sekuntum bunga, atau menyaksikan semut beriringan di pohon, akan menjadi tanda tanya besar, yang harus segera terjawab.

Namun, tidak semua anak memiliki keberanian bertanya. Bahkan, banyak anak memilih diam saja, walaupun rasa ingin tahu hadir di dalam pikirannya. Bagi orangtua, anak yang cenderung diam dan takut bertanya menjadi masalah tersendiri.

Bagaimana agar tidak segan bertanya? Pada umumnya, anak enggan bertanya disebabkan rasa takut ataupun asing berbicara pada orang lain atau guru mereka. Agar anak berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, guru perlu mengadakan pendekatan emosional kepada anak. Komunikasi menjadi sangat penting. Seringlah mengajak anak berbicara.

Pembicaraan tidak selalu harus tentang pelajaran, pembicaraan bisa diselingi dengan mainan apa yang paling digemari, bagaimana keluarga, bagaimana lingkungan anak, atau bagaimana dengan saudara-saudara yang mereka miliki. Dengan membahas hal-hal yang menarik bagi anak, secara otomatis dapat melatih anak agar berani berbicara dan tentu saja berani bertanya.

"Anak yang cenderung diam dan enggan bertanya, mungkin karena dia memang tidak mampu untuk mengungkapkan suatu pertanyaan, ataupun mungkin takut terhadap orang dewasa yang sedang dihadapi," kata Hasmi, seorang guru TK.

Untuk membiasakan anak bertanya atau mengemukakan pendapat mereka lewat pertanyaan, ajarkan anak untuk bertanya hal-hal ringan yang ditemukan dalam lingkungan mereka. "Inilah fungsinya mengajak anak rekreasi atau mengunjungi tempat-tempat menarik. Hal itu bisa membuka wawasan anak ketika menemukan sesuatu yang baru," terang Hasmi.

Bermain di luar rumah dengan teman-teman sebaya, atau mendatangi taman bunga, museum atau melihat pameran automotif, akan membuat anak lebih kritis terhadap apa yang mereka lihat. "Sifat kritis itu sangat penting bagi anak-anak. Jika mereka kritis bertanya, itu salah satu petunjuk kalau anak memiliki mental yang cukup baik," ungkap Hasmi.

Senada dengan Hasmi, hasil penelitian yang dilakukan Profesor Ilmu Pendidikan di Universitas Minnesota, AS, Dr Paul Torrance membuktikan semua anak kecil memiliki kemampuan untuk kreatif dalam bertanya, namun tidak semua anak mampu menerima rangsangan yang diberikan guru ataupun orangtua dengan baik. (ozc/tin)

Sumber : BaliPost


0 komentar:

Posting Komentar

Related Post

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More